BANTU MENGENTASKAN PEREKONOMIAN, DOSEN PENDIDIKAN BIOLOGI MENGEMBANGKAN LELE HIGIENIS
Keprihatinan terhadap pandemic Covid-19 yang berkepanjangan mengusik Tim Hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) untuk bergerak membantu mengentaskan masalah perekonomian warga. TIM PKM UAD terdiri dari Dr. Moh Toifur, Oki Mustava, M.Pd.,Si., dan Yahya Hanafi, M.Sc. (Dosen Pendidikan Biologi) yang menggandeng Kelompok Wanita Tani (KWT) Mekar Jannah di Desa Argodadi, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul yang diketuai oleh Wadiyah untuk mengembangkan budidaya lele higienis.
Dr Moh Toifur menjelaskan jenis lele higienis ini dimaksudkan karena selama ini pemeliharaan ikan lele dengan metode konvensional memberikan efek samping berupa bau menyengat dari air kolam yang mengganggu lingkungan. Bau menyengat dari air kola mini disebabkan oleh air kolam yang tidak pernah dikuras. Metode higienis dilakukan pada kolam dengan pengurasan air kolam menggunakan metode shipon dilengkapi pengukur parameter-parameter air sehat untuk pemeliharaan ikan serta menggunakan atap plastic UV. Air kolam yang sehat tidak berbau dan bersih dengan kadar amoniak, pH, dan suhu standar. Kolam diresmikan penggunaannya, bersamaan dengan pelepasan bibit lele sebanyak 400 kg.
Peresmian kolam lele ini dihadiri oleh Lurah Argodadi, PPL Perikanan Kabupaten Bantul, Kepala LPPM UAD. Prayitno selaku Lurah Argodadi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bagus karena dapat meningkatkan taraf ekonomi warga. Sementara itu Adya Dwi Cahya, S.Pi., sebagai PPL Perikanan memberikan pengarahan bagaimana cara budidaya lele sepaya sukses mulai dari pemilihan bibit, pemberian pakan, pemeliharaan, perawatan sampai panen.
Kepala LPPM UAD, Anton Yudhana, P.hD., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini sangat menjanjikan dan dapat dipercaya keberlanjutannya. Banyak unit-unit usaha yang telah dibangun oleh LPPM UAD untuk masyarakat dengan dana dari pemerintah hanya berjalan sesaat karena sulitnya koordinasi antar anggota. Anton percaya bahwa budidaya lele ini dapat berlanjut karena KWTnya sudah berjalan sejak beberapa tahun sebelumnya melalui beberapa jenis kegiatan seperti pemeliharaan tanaman hidroponik dan tanaman holtikultura.
Diharapkan dalam waktu 2 bulan lele sudah dapat dipanen, sehingga KWT memiliki ilmu dan pengalaman untuk budidaya lele selanjutnya. Anton juga berjanji akan memberikan pelatihan pembuatan pakan lele jenis maggot untuk mengurangi biaya pemeliharaan.