Ancaman Kepunahan Primata Indonesia
Jikalau banyak manusia berperilaku menonjol sebagai serigala pemangsa terhadap sesamanya (dikenal dengan sebutan: homo homini lupus) lalu terkait dengan mahluk hidup yang lain bagaimanakah perilaku mansia ini akan wujud? Logikanya tentu saja manusia lebih buas memangsa, eksploitasi tanpa belas kasih. Keanekaragaman hayati semakin terancam untuk kemudian punah tanpa sisa. Berikut berita dari kompas dot com (Minggu, 3 Juli 2011 | 13:37 WIB, Editor Glori K. Wadrianto) menarik untuk dicermati.Tahukah Anda bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jenis primata paling bervariasi di dunia? Dari 200 jenis primata yang tercatat di muka Bumi, di Indonesia terdapat 40 jenis atau sekitar 25 persen.
Ironinya, dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen terancam punah akibat banyak habitat primata yang rusak dan penangkapan ilegal untuk diperdagangkan. ProFauna Indonesia mencatat setiap tahunnya ribuan kera hasil tangkapan alam diperdagangkan di Indonesia untuk dikonsumsi atau dijadikan satwa peliharaan.
“Sampai saat ini masih ada pengiriman. Kalau dipelihara sepertinya hanya sedikit, lebih banyak dikonsumsi, otak dan dagingnya,” kata Ketua Pro Rosek Nursahid di sela-sela kampanye penyelamatan primata di Renon, Denpasar, Minggu (3/7/2011).
Tingginya angka konsumsi primata di Indonesia terjadi karena sebagian masyarakat masih percaya mitos bahwa kera dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satunya asma, meski sampai saat ini tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.
Akibat eksploitasi yang membabi buta ini, sedikitnya 4 primata asal Indonesia benar-benar akan punah jika tidak segera diselamatkan. Mereka adalah orangutan sumatera (Pongo abelii), kukang jawa (Nyeticebus javanicus), tarsius siau (Tarsius tumpara), dan simakubo (Simias cocolor).
Menyelamatkan mereka tak cukup dengan mengandalkan kepedulian para LSM pecinta satwa saja, tetapi kesadaran dari seluruh masyarakat dan pemerintah untuk saling mengingatkan pentingnya menjaga habitat bangsa kera dan monyet yang merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia ini.