Mencintai Kekayaan Buah Tropis Indonesia
Oleh Novi Febrianti Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Sebagai seorang dosen yang juga mempunyai kewajiban untuk meneliti, langkah awal riset saya terjadi pada tahun 2005. Saat itu saya mengeksplorasi potensi senyawa antibakteri pada bakteri yang bersimbiosis dengan landak laut. Seiring dengan meluasnya minat saya pada bidang Biokimia saya melihat besarnya potensi buah tropis yang ada di Indonesia. Selanjutnya saya banyak melakukan penelitian terkait antioksidan pada buah. Banyak literatur mengatakan besarnya manfaat buah bagi kesehatan, tetapi sejauh mana efek buah tropis terhadap kesehatan belum banyak diteliti.
Bersama rekan peneliti dan tim mahasiswa kami meneliti kandungan senyawa antioksidan pada berbagai buah tropis di Indonesia. Penelitian ini mendapatkan bantuan dana Hibah Bersaing dari DIKTI. Penelitian dilakukan pada delapan jenis buah tropis yang ada di wilayah DIY dan sekitarnya. Diteliti level antioksidan, aktivitas antioksidan primer, dan aktivitas antioksidan sekunder buah-buahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah mangga, jeruk, stroberi, dan jambu biji adalah buah tropis yang memiliki aktivitas antioksidan paling baik.
Hibah penelitian berlanjut pada tahun kedua. Jus buah-buahan yang mempunyai aktivitas antioksidan tinggi hasil penelitian tahun pertama diberikan pada tikus putih yang dipapar asap rokok untuk mengetahui efek proteksinya terhadap sistem pernafasan dan sistem reproduksi tikus putih. Diamati gambaran histopatologik organ pernafasan dan organ reproduksi, serta kualitas sperma tikus putih yang dipapar asap rokok. Hasil penelitian menunjukkan efek preventif buah terhadap perokok pasif. Sebagai hewan model digunakan tikus putih yang dipapar asap rokok.
Sejak 2015 riset buah tropis yang saya lakukan lebih spesifik mengeksplor buah naga merah (Hylocereus polyrhizus). Buah naga merah dengan warna yang sangat cerah menarik perhatian saya untuk menguak manfaatnya. Buah naga merah mengandung berbagai jenis antioksidan, seperti polifenol, beta karoten, asam askorbat, dan flavonoid. Buah ini juga mengandung zat warna betasianin sebagai pigmen utama yang memberikan warna merah keunguan. Bagian kulit dan daging buah naga merah mengandung berbagai jenis senyawa bioaktif yang mempunyai aktivitas antioksidan.
Penelitian mendapatkan dana Hibah Disertasi Doktor dari DIKTI. Dalam penelitian ini dianalisis peranan ekstrak buah naga merah (EBNM) untuk memperbaiki kerusakan fibroblas akibat paparan sinar UVB pada tingkat selular dan molekular. Digunakan berbagai bentuk preparasi ekstrak kulit dan daging buah naga merah untuk mengetahui jenis ekstrak yang paling berpotensi dalam melindungi fibroblas yang dipapar sinar UVB. Pada tingkat selular dikaji viabilitas dan sintesis kolagen fibroblas, sedangkan pada tingkat molekular dianalisis ekspresi miR-34a, miR-21, SIRT1 dan PTEN pada peristiwa perbaikan DNA fibroblas yang dipapar UVB dan diberi ekstrak naga merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak buah naga merah (EBNM) dalam memperbaiki kerusakan kulit yang terpapar radiasi UVB serta mengetahui mekanisme molekular perbaikannya yang melibatkan molekul miR-34a dengan gen target SIRT1 dan miR-21 dengan gen target PTEN. Penelitian ini untuk menganalisis kemampuan eksrak buah naga merah dalam melindungi kulit yang dipapar UVB dan juga potensi buah naga merah sebagai agen antiaging. Pada 3 tahun terakhir riset saya sudah pada tahap pengembangan ekstrak buah naga merah menjadi berbagai produk kecantikan seperti krim, gel, dan masker ekstrak buah naga yang bersifat anti aging. Ke depan saya berharap produk kecantikan berbasis buah naga merah ini dapat dikomersialisasikan, sebagai bentuk pemanfaatan buah tropis yang ada di Indonesia.
Untuk info lebih lanjut kunjungi Program Studi Pendidikan Biologi atau Website Resmi UAD